Jumat, 10 Desember 2010

The Great Queen Seon Deok, Episode 21 - 30

Episode 21

Sambil menajamkan pandangannya, Chil Sook menggumam tidak percaya kalau Deok Man yang dicarinya selama ini ternyata ada di Seorabol. Memacu kuda sekencang-kencangnya, Yu Shin (Uhm Tae-woong) berhasil lolos dari kejaran Al Cheon (Lee Seung-hyo) dan Im Jong (Kang Ji-hoo). Pulang dengan tangan hampa, Al Cheon memberanikan diri bertanya pada Eul Jae (Shin Goo), namun sang penasehat raja hanya bungkam.
Sadar kalau apa yang dilihatnya sangat penting, Chil Sook (Ahn Kil-kang) langsung melaporkan ke Mi Shil (Go Hyeon-jeong) kalau putri bungsu Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) ada di Seorabol. Chil Sook : “Hal pertama yang kulihat saat penglihatanku pulih adalah putri kembar yang satu lagi. Dia masih hidup dan berada di istana!” Mi Saeng mengira Chil Sook berhalisinasi. Namun, Chil Sook tetep keukeuh putri kembar yang satu lagi sudah kembali ke istana. Mi Shil seperti disambar petir. Mi Shil ketakutan.
Mi Shil masih mencoba mencerna informasi yang didengarnya. Chil Sook berkata ia melihatnya mengenakan seragam Nang Do, dia mulanya mengira anak itu telah mati ditelan badai pasir, tapi ternyata ia masih hidup. Chil Sook menegaskan dia dapat mengenalinya dan dia yakin itu benar Deok Man. Mi Shil seperti kena ‘bom atom’ saat mendengar nama Deok Man disebut. Mi Shil langsung meminta semua yang hadir : Se Jong, Seol Won (Jun Noh-min), Mi Saeng (Jung Woong-in), dan Ha Jong (Kim Jung-hyun) untuk tidak bicara sepatah katapun karena dirinya perlu konsentrasi untuk memikirkan langkah selanjutnya. Chil Sook jadi heran dengan ekspresi semua orang. Gagal mendapat penjelasan yang memuaskan, Eul Jae (Shin Goo) berusaha mencari tahu tentang apa yang terjadi dengan menginterogasi Joo Bang (Lee Moon-shik) dan Go Do (Ryu Dam). Begitu melihat So Hwa, yang meski masih belum bisa bicara namun ekspresinya sangat kentara begitu nama Deok Man disebut, Eul Jae langsung bisa menebak apa yang terjadi. Berhasil menghentikan kurir yang dikirim oleh Yu Shin, Eul Jae harus berhadapan dengan Putri Cheon Myeong (Park Ye-jin), yang marah besar saat tahu sang penasehat berusaha mencelakai Deok Man. Dengan wajah serius, Eul Jae menyebut bahwa apa yang dilakukannya adalah demi mempertahankan kekuasaan Raja Jinpyeong. Siapa sangka, ucapannya soal identitas Deok Man yang sebenarnya terdengar oleh sang raja, yang kebetulan datang ke kediaman Putri Cheon Myeong. Bisa dibayangkan, bagaimana marah dan kagetnya Raja Jinpyeong. Begitu mendengar kalau So Hwa ditahan di bagian interogasi yang dikuasai Eul Jae, Mi Shil memerintahkan Seol Won untuk mengambil paksa sang dayang istana dengan cara apapun. Tidak cuma itu, ia juga meminta seluruh jajarannya untuk mengawasi tindak-tanduk pihak yang dekat dengan Deok Man untuk mengetahui keberadaan Sang Nang Do. Sadar kalau pihak yang mengincar Deok Man adalah suruhan Eul Jae, yang bertindak tanpa persetujuan Raja Jinpyeong, Yu Shin mengutus anak buahnya Dae Pung (Park Young-seo) untuk meminta bantuan Kim Seo Hyeon (Ju Sung-mo). Siapa sangka, tak lama kemudian Kim Seo Hyeon dikunjungi oleh Eul Jae yang meminta dua hal pada sang ipar raja : membawa pulang kepala Deok Man. Sebagai imbalannya, Yu Shin bakal dinikahkan dengan Putri Cheon Myeong yang memang memerlukan pendamping. Perseteruan antara kubu Seol Won dan Eul Jae tidak bisa dihindari ketika balai interogasi diserbu dan So Hwa bersama Joo Bang-Go Do diambil paksa. Dengan santai, Seol Won menyebut So Hwa sebagai wanita yang dicurigai sebagai mata-mata kerajaan Baekje sehingga Eul Jae tidak bisa berbuat apa-apa. Dalam pelarian, Yu Shin dan Deok Man (Lee Yo-won) yang tengah bersembunyi di sebuah gua bertemu dengan seorang pria eksentrik. Pria tersebut, yang bernama Bi Dam (Kim Nam-gil), ternyata mendapat tugas dari gurunya untuk mencari tanaman jahe liar untuk mengobati penduduk dari wabah yang tengah melanda. Perkenalan Yu Shin dan Bi Dam dimulai ketika Sang Hwarang yang kelaparan meminta sepotong ayam bagi dirinya dan Deok Man. Sebagai imbalannya, Bi Dam meminta ikat kepala Yu Shin yang berfungsi sebagai tanda pengenal klan Kembang Naga. Setelah membawa Deok Man ke tempat yang aman, Yu Shin menemui ayahnya Kim Seo Hyeon. Siapa sangka, sang ayah tengah bersiap untuk menuruti perintah Eul Jae untuk membunuh Deok Man. Sadar kalau nyawa Deok Man dalam bahaya, Yu Shin langsung pergi. Dugaannya benar, gubuk Deok Man telah dikepung oleh segerombolan pria berpakaian sipil. Siapa sangka saat keadaan semakin genting, muncul Bi Dam yang ternyata lebih dari sekedar pria biasa. Seseorang maju duel dengan Bi Dam dan berakhir menjadi daging cincang di tangan Bi Dam. Kemudian Bi Dam menyerang pasukan Kim Seo Hyeon dengan ilmu pedang yang cepat dan keren. Bi Dam menyerang tanpa ampun. Bi Dam berkata ia akan membunuh mereka semua. Bi Dam membuat Deok Man terpana.

Episode 22

Meski dikeroyok banyak orang, para prajurit yang berpakaian sipil ternyata bukan tandingan Bi Dam. Dengan wajah penuh darah, Bi Dam (Kim Nam-gil) tersenyum sinis melihat musuhnya lari terbirit-birit. Sikapnya yang tidak bisa ditebak membuat Yu Shin (Uhm Tae-woong) yang baru tiba salah sangka, keduanya nyaris terlibat pertarungan kalau saja Deok Man (Lee Yo-won) tidak melerai. Setelah menyerahkan baju tempurnya, sebagai ganti ikat kepala yang digunakan untuk membayar makanan, Yu Shin bergegas mengajak Deok Man meninggalkan gubuk persembunyian. Namun, keduanya tidak sadar kalau mata-mata Kim Seo Hyeon (Ju Sung-mo) terus menguntit dan mengabarkan perkembangan yang terjadi pada sang majikan. Begitu sampai di desa, Yu Shin melihat sekelompok hwarang tengah sibuk dan sadar bahwa Mi Shil juga tengah mengincar Deok Man. Karena hampir semua jalan keluar diblokir, satu-satunya kesempatan bagi mereka adalah pergi ke desa Yangji yang tengah dilanda wabah misterius. Kedatangan Yu Shin dan Deok Man di desa Yangji bertepatan dengan saat Bi Dam (Kim Nam-gil) tengah dimarahi oleh gurunya, yang rupanya sudah hapal dengan watak muridnya yang tidak pernah melakukan segala sesuatu tanpa pamrih. Penuturan Deok Man dan Yu Shin yang membenarkan penjelasan Bi Dam membuat pria setengah baya yang ternyata adalah Moon Noh (Jung Ho-bin) tersebut akhirnya mengalah, namun ia tetap memerintahkan sang murid untuk mencari bahan obat-obatan sebelum semuanya terlambat. Tidak cuma itu, Moon Moh juga meminta Yu Shin dan Deok Man untuk meninggalkan desa Yangji. Saat tengah mencari akar jahe liar, sosok Bi Dam terlihat oleh Seol Won (Jun Noh-min). Dengan iming-iming memberi apa yang dicari Bi Dam, Seol Won mengajukan satu syarat : pria berpenampilan seperti gelandangan itu harus menyerahkan Deok Man sebagai imbalannya. Memutuskan untuk tinggal membantu Moon Noh, tanpa tahu siapa pria itu sebenarnya, Yu Shin dijebak oleh Bi Dam hingga terkurung di kandang yang sempit. Tidak memperdulikan teriakan penuh amarah dari pria itu, Bi Dam mengikat Deok Man yang rencananya bakal diserahkan ke Seol Won. Dengan wajah dingin, Bi Bam menyebut bahwa Deok Man bakal menyelamatkan ratusan orang yang tengah terjangkit penyakit. Ucapan itu membuat mental Deok Man semakin ambruk, ia sadar bahwa bila dirinya sudah tidak ada, keadaan akan lebih baik bagi semua orang. Di Seorabol, kabar ditangkapnya Deok Man membuat kubu Mi Shil begitu gembira. Saat tinggal sendiri, Mi Shil (Go Hyeon-jeong) diingatkan oleh Pendeta Seo Ri (Song Ok-sook) tentang ramalan bintang biduk. Dengan senyum sinis, Mi Shil menyebut tidak percaya akan segala bentuk ramalan. Pergolakan politik istana makin panas setelah Se Jong menggelar rapat kabinet darurat. Seperti yang bisa ditebak, rapat tersebut membahas soal putri kembar Raja Jinpyeong (Jo Min-ki). Tidak sekedar asal bicara, Se Jong menghadirkan bukti hidup berupa Chil Sook (Ahn Kil-kang). Setelah pengambilan suara yang dimenangi kubu Se Jong, Chil Sook akhirnya menuturkan semua yang dialaminya selama 20 tahun. Setelah hari berganti, Bi Dam menggiring Deok Man ke tempat dimana ia berjanji bakal bertemu Seol Won. Di perjalanan, Bi Dam baru sadar kalau sang tawanan selama diikat menggenggam belati Raja Jinheung. Sudah tentu ia heran, pasalnya dengan belati tersebut Deokman bisa meloloskan diri namun hal itu tidak dilakukan. Rupanya Deok Man punya rencana lain, ia berhasil meyakinkan Bi Dam untuk membiarkan dirinya memegang belati Raja Jinheung. Sesuai perjanjian, Bi Dam akhirnya menyerahkan Deok Man ke tangan Seol Won dengan imbalan beberapa peti akar jahe liar. Namun sepanjang perjalanan pulang, pikiran Bi Dam melayang pada sikap aneh Deok Man yang seolah pasrah. Begitu menceritakan apa yang terjadi pada sang guru, Moon Noh langsung marah besar dan membentak Bi Dam sambil menyebut kalau nyawa manusia terlalu berharga untuk ditukar dengan apapun termasuk nyawa manusia lain. Ketika sibuk membantah, Bi Dam tiba-tiba teringat sesuatu dan langsung berpamitan untuk mengejar rombongan yang menahan Deok Man. Usaha Deok Man untuk bunuh diri dengan menggunakan pisau Raja Jinheung gagal, namun tiba-tiba muncul Bi Dam. Menyebut telah berubah pikiran dan bakal membebaskan Deok Man, ucapan Bi Dam langsung ditertawakan oleh Bo Jong (Baek Do-bin) dan Seok Bum (Hong Kyung-in). Hanya meringis karena diremehkan, Bi Dam langsung menghunus pedangnya dengan satu gerakan cepat. Dikeroyok oleh belasan orang berkemampuan tinggi, tiba-tiba dari belakang muncul Yu Shin yang berhasil membebaskan diri. Kini, semuanya tergantung Yu Shin dan Bi Dam untuk menolong Deok Man.

Episode 23

Kehadiran Yu Shin di medan laga tidak cuma mengejutkan Deok Man, melainkan juga Bi Dam. Berbeda dengan Yu Shin (Uhm Tae-woong) yang hanya bersenjatakan tongkat kayu, Bi Dam (Kim Nam-gil) dengan pedangnya tidak segan-segan membunuh lawan-lawannya. Namun yang paling membuat Seol Won (Jun Noh-min) kaget, Bi Dam memiliki jurus yang sama persis dengan Moon Noh (Jung Ho-bin). Meremehkan Yu Shin yang saat remaja sering dikalahkan, Seok Bum (Hong Kyung-in) dan belakangan Bo Jong (Baek Do-bin) ternyata mampu dikalahkan oleh sang yunior. Begitu ada kesempaan, Bi Dam langsung mengajak Yu Shin dan Deok Man (Lee Yo-won) untuk melarikan diri. Berhasil lolos setelah melompat ke dalam air terjun, Yu Shin sangat kecewa saat Bi Dam memberitahunya kalau Deok Man berniat bunuh diri. Namun saat ditegur, Deok Man dengan marah menyebut sudah tidak ada lagi jalan keluar dari masalah yang dihadapinya. Siapa sangka, Yu Shin menyebut bahwa ia siap pergi sejauh mungkin dari Shilla dan meninggalkan semuanya demi Deok Man. Ditemani oleh Al Cheon (Lee Seung-hyo), Putri Cheon Myeong (Park Ye-jin) menyusul Kim Seo Hyeon (Ju Sung-mo) ke desa Gunmak. Begitu bertemu muka, ia langsung bisa menebak kalau ayah Yu Shin itu sudah bekerja sama dengan Eul Jae (Shin Goo). Dengan marah, ia meminta Kim Seo Hyeon mengubah perintahnya supaya Deok Man bisa ditemukan dengan selamat. Gagalnya penangkapan Deok Man membuat kubu Mi Shil (Go Hyeon-jeong) berang, namun wanita itu tetap ngotot supaya putri bungsu Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) itu ditangkap dalam keadaan hidup. Oleh Pendeta Seo Ri (Song Ok-sook), Mi Shil kembali diingatkan bahwa ramalan bintang menunjukkan bahwa kehadiran dua putri kembar hanya akan membuatnya berada dalam kesulitan. Untuk kesekian kalinya peringatan itu diabaikan oleh Mi Shil, sehingga Seo Ri memutuskan untuk bicara dengan Mi Saeng (Jung Wong-in). Begitu mendengar kalau kehadiran putri kembar bakal mengancam Mi Shil, Mi Saeng mengutus salah seorang putranya Dae Nam Bo (Ryu Sang-wook) untuk menghabisi Deok Man. Saat tengah melacak keberadaan Deok Man, secara tidak sengaja Al Cheon melihat gerak-gerik seorang wanita yang mencurigakan. Saat diikuti, wanita tersebut secara tidak sengaja mempertemukannya dengan Bi Dam dan salah seorang penduduk desa. Begitu ditodong pedang, Bid Dm langsung teringat oleh peringatan Yu Shin tentang warna ikat kepala hwarang yang harus dihindari. Mendengar Al Cheon menyebut dirinya rekan Yu Shin, ditambah kemunculan Guk San Heun (Jun Young-bin) dan Dae Pung (Park Young-seo) yang memakai kostum klan Kembang Naga, ia memutuskan membawa mereka ke tempat persembunyian. Siapa sangka di tengah jalan Bi Dam berubah pikiran, dengan satu gerakan cepat ia merebut dan menghunuskan pedang ke arah Guk San Heun dan Dae Pung. Suara adu mulut antara Bi Dam dan Putri Cheon Myeong terdengar oleh Deok Man dan Yu Shin, yang langsung keluar dari persembunyiannya. Di gubuk terpencil, Putri Cheon Myeong dengan sedih meminta Deokman untuk pergi sejauh mungkin dari Seorabol sambil minta maaf karena dirinya dan keluarga raja tidak mampu melindungi gadis malang itu. Sebelum pergi, Deok Man diminta untuk mengganti pakaiannya dengan gaun yang sama persis dengan yang dikenakan Putri Cheon Myeong. Begitu Deok Man muncul, Putri Cheon Myeong langsung meneteskan air mata terharu. Sambil menyisir rambut Deok Man, sang putri berpesan supaya adiknya bisa hidup bahagia bersama Yu Shin. Deok Man hanya tersenyum tipis saat Putri Cheon Myeong meminta dirinya memanggil kakak, dan menyebut bakal menggunakan panggilan itu bila keduanya bertemu lagi. Sementara itu, Guk San Heun dan Dae Pung terus mengamati gerak-gerik pasukan Seol Won dan melaporkannya pada Al Cheon. Keduanya tidak sadar kalau mereka diikuti oleh Dae Nam Bo, yang tanpa sepengetahuan atasannya mengemban misi rahasia dari Mi Saeng. Tidak ada yang sadar bahwa aksinya bakal mengubah sejarah.

Episode 24

Sebelum berpisah, Putri Cheon Myeong dan Deok Man berpelukan. Keduanya tidak sadar kalau di luar gubuk, bahaya besar telah menanti. Saat tengah mengendap-ngendap, Dae Nam Bo (Ryu Sang-wook) dikejutkan oleh Al Cheon (Lee Seung-hyo) dan Putri Cheon Myeong (Park Ye-jin) yang mendadak keluar dari gubuk. Sempat gelagapan, Dae Nam Bo beralasan kemunculannya di tempat itu adalah karena kebetulan belaka. Diam-diam, Dae Nam Bo terus mengikuti Putri Cheon Myeong meski muncul isyarat asap. Isyarat tersebut, yang ternyata dibuat oleh Bi Dam (Kim Nam-gil) dan Im Jong (Kang Ji-hoo), mampu mengelabuhi pasukan pimpinan Bo Jong (Baek Do-bin) dan Seok Bum (Hong Kyung-in). Sayang, siasat Putri Cheon Myeong yang bertukar identitas dengan Deok Man (Lee Yo-won) terbongkar. Dengan geram, Dae Nam Bo mengarahkan anak panahnya ke arah Deok Man. Untungnya, Yu Shin (Uhm Tae-woong) bergerak cepat. Dae Nam Bo sendiri sempat terlibat perkelahian seru dengan Al Cheon, namun ia bisa meloloskan diri untuk meneruskan misinya. Sebelum Deok Man berangkat dengan rakit, Putri Cheon Myeong sempat kembali bertemu dengannya untuk melepas sang adik. Tidak ada yang menyangka bahwa dari belakang, Dae Nam Bo mengarahkan anak panahnya ke sang putri karena mengira wanita itu adalah Deok Man. Akibatnya fatal, Putri Cheon Myeong langsung ambruk terkena anak panah beracun. Sebelum mengungsi, Bi Dam sempat melepas sejumlah anak panah yang salah satunya mengenai Dae Nam Bo. Apes bagi Dae Nam Bo, saat berusaha menghilangkan barang bukti, ia malah bertemu rombongan Bo Jong dan Seok Bum yang dipimpin langsung oleh Seol Won (Jung Noh-min). Cheon Myeong dibawa ke dalam gua. Deok Man menggenggam tangan Cheon Myeong saat Cheon Myeong berjuang antara hidup dan mati. Bi Dam mencoba mengambil panah dengan mengoperasi Cheon Myeong. Bi Dam merasakan ujung panah dan tahu bahwa itu racun. Bi Dam meludahkan racunnya. Bi Dam berkata itu racun Cho Oh. Deok Man kaget saat tahu itu panah beracun. Bi Dam berkata racun itu akan mengalir melalui aliran darah Cheon Myeong dalam 2 jam. Deok Man bertanya apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan Cheon Myeong. Bi Dam berkata mereka harus mencari Gam Cho dan Bangpung (2 macam anti racun). Al Cheon berkata mereka harus membawa Cheon Myeong ke tabib. Bi Dam melarang menggerakkan Cheon Myeong, karena racunnya akan lebih cepat bergerak. Yu Shin bertanya dimana mereka bisa mendapat obat. Dengan sigap, Deok Man memutuskan akan mencari obat, sementara Cheon Myeong ingin Deok Man tetap disisinya dan mendengar perkataannya. Namun, Deok Man berkeras, ia akan mendengar kakaknya setelah ia kembali dengan obat. Untuk pertama kalinya Deok Man memanggil Cheon Myeong dengan sebutan kakak. Deok Man akan mendengar Cheon Myeong setelah ia menyelamatkannya. Deok Man menarik Bi Dam untuk mencari penawar racun. Di gua tersembunyi, Putri Cheon Myeong meregang nyawa sambil ditemani oleh Yu Shin. Dengan napas tersengal-sengal, sang putri akhirnya mengakui perasaannya pada Yu Shin. Setelah itu, ia meminta Yu Shin untuk terus menjaga Deok Man dan melupakan soal Shilla maupun Mi Shil. Memacu kudanya secepat mungkin, Bi Dam dan Deok Man berpacu dengan waktu. Sayangnya usaha mereka terlambat. Saat sampai di gua, mereka disambut oleh wajah Al Cheon yang penuh duka. Sempat histeris, saat masuk gua Deokman melihat Yu Shin menemani jasad Putri Cheon Myeong. Tidak percaya apa yang terjadi, Deok Man langsung menangis sejadi-jadinya saat membuka tudung yang menutupi wajah Putri Cheon Myeong. Dengan penuh duka, Al Cheon membawa jenazah sang putri kembali ke Seorabol, sementara Yu Shin meneruskan tugasnya menjaga Deok Man untuk pergi sejauh mungkin. Begitu tiba sambil mendorong kereta, Al Cheon disambut oleh rombongan prajurit pimpinan Seol Won. Mengira kalau yang bakal muncul adalah jenazah Deok Man, Seol Won langsung berlutut dengan penuh rasa terkejut saat mendapati yang meninggal adalah Putri Cheon Myeong. Berita meninggalnya Putri Cheon Myeong langsung membuat semua orang terpukul terlebih Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) dan Ratu Maya (Yoon Yoo-sun). Pukulan juga dirasakan oleh kubu Mi Shil (Go Hyeon-jeong), yang langsung memerintahkan untuk menghentikan pencarian Deok Man dan tidak bergerak sebelum mendapat perintah. Di saat para pejabat Shilla sibuk mempersiapkan pemakaman Putri Cheon Myeong, Deokman yang masih belum bisa lepas dari syok langsung demam. Yu Shin yang merawatnya selama tiga hari tiga malam terkejut karena saat pagi, gadis itu sudah tidak ada di tempat tidurnya. Rupanya, Deok Man tengah duduk merenung sambil menatap air terjun. Paham atas kesedihan yang dialami gadis itu, Yu Shin berusaha menghiburnya. Ia menyerahkan sisir pemberian Putri Cheon Myeong sambil menyebut pesan terakhir yang disampaikan : Deok Man harus hidup bahagia sebagai seorang wanita dan melupakan Shilla maupun Mi Shil. Apa yang dilakukan Deok Man selanjutnya sangat mengejutkan, ia menyebut tidak akan menuruti keinginan mendiang Putri Cheon Myeong sambil mematahkan sisir pemberian sang kakak.

Episode 25

Dengan mata berkaca-kaca, Deok Man mengatakan bahwa masa untuk hidup bahagia bagi dirinya sudah berakhir. Baik Deok Man (Lee Yo-won) maupun Yu Shin (Uhm Tae-woong) tidak melepaskan diri dari perasaan bersalah atas kejadian yang menimpa Putri Cheon Myeong (Park Ye-jin). Begitu Deok Man mengucapkan isi hatinya, Yu Shin cuma bisa berlutut sambil menangis. Yu Shin mengira waktu bisa mendinginkan Deok Man, namun dirinya keliru. Tekad Deok Man untuk kembali ke Seorabol demi membalas dendam justru semakin kuat, kepergiannya sempat dilihat oleh Bi Dam (Kim Nam-gil). Mengira Deok Man hanya bercanda, Bi Dam cuma bisa terbengong-bengong melihat gadis itu dengan mantap melangkah pergi. Saat tengah melihat-lihat suasana desa, dimana penduduk mulai bergosip seputar penyebab kematian Putri Cheon Myeong, tiba-tiba Bi Dam ditegur oleh Moon Noh (Jung Ho-bin). Rupanya, sang guru hendak mengajaknya meneruskan perjalanan mereka berkelana. Namun begitu Bi Dam menyebut berniat menolong Nang Do yang pernah diselamatkannya, Moon Noh melihat ketulusan di mata muridnya. Sempat teringat dengan kejadian di masa lalu saat baru saja menyelamatkan So Hwa (Seo Young-hee), Moon Noh akhirnya mengijinkan Bi Dam menjalankan niatnya dan menyusul setelah semuanya selesai. Cheon Myeong mendapat penghormatan terakhir. Masyarakat Silla datang memberi hormat dan berlutut di depan petinya. Semua penduduk menangisi Cheon Myeong. Sedang Seol Won Rang, Kim Seo Hyeon dan Alcheon berjaga. Setelah pemakaman Putri Cheon Myeong selesai, Al Cheon (Lee Seung-hyo) mendadak muncul di istana dengan pakaian lengkap hwarang dan riasan wajah. Dengan lantang, ia berlutut di depan istana sambil menyerukan supaya Raja Jinpyeong mengusut tuntas penyebab kematian sang putri. Mi Shil tidak kalah cerdik, ia menggelar rapat kabinet bersama para petinggi istana mulai dari Se Jong (Dok Go-young), Eul Jae (Shin Goo), Kim Seo Hyeon (Jung Sung-mo), Yong Chun (Do Yi-sung), Ho Jae (Go Yoon-hoo), Ha Jong (Kim Jung-hyun), hingga Seol Won (Jun Noh-min). Dalam rapat tersebut, Mi Shil membelokkan kecurigaan pada kubu Eul Jae, yang dianggap bertanggung jawab atas kematian Putri Cheon Myeong. Masih dalam keadaan berduka, Raja Jinpyeong yang lemah akhirnya menyebut kematian putrinya adalah karena kecelakaan. Dengan senyum penuh kemenangan, Seol Won memberitahu kabar tersebut pada Al Cheon sambil mengancam bahwa semua tuduhan tak berdasar bakal berujung hukuman mati. Keruan saja, Al Cheon sangat kecewa mendengar keputusan Raja Jinpyeong. Begitu kembali ke kediamannya, Mi Shil berniat menghabisi Mi Saeng (Jung Woong-in) yang dianggap telah mengacaukan semua rencananya. Dengan nyawa berada di ujung tanduk, Mi Saeng ternyata mampu menyelamatkan dirinya dengan menjanjikan Mi Shil akan datangnya gerhana matahari dengan bantuan Wol Cheon. Setelah menyelesaikan masalah dengan adiknya, hal terakhir yang harus dibereskan Mi Shil adalah Seo Ri (Song Ok-sook). Tidak memperdulikan nasehat sang pendeta agung, Mi Shil meninggalkan botol berisi racun sebelum pergi. Merasa gagal dalam menjaga keselamatan Putri Cheon Myeong, Al Cheon berniat bunuh diri. Namun sebelum sempat menghujamkan pisaunya, ia dihentikan oleh Deok Man. Sempat meminta Nang Do itu tidak ikut campur, Al Cheon sangat terkejut mendengar Deok Man memintanya untuk membantu membalas dendam dan langsung berlutut sambil menyatakan kesetiaannya. Misi pertama Al Cheon adalah mengantarkan surat ke Raja Jinpyeong dan menemui Ratu Maya (Yoon Yoo-sun) yang tengah terbaring sakit. Di istana, ia bertemu dengan Yu Shin yang baru kembali dan mengkuatirkan keadaan Deok Man. Oleh Al Cheon, Yu Shin diberitahu tempat dimana Deok Man, yang tengah berusaha meyakinkan Bi Dam, bersembunyi. Kecewa karena merasa tidak dilibatkan, Yu Shin cuma bisa terdiam ketika Deok Man menyatakan alasannya : ia kuatir kalau kehadiran Yu Shin akan melemahkan tekadnya membalas semua perbuatan Mi Shil. Apalagi bila statusnya sebagai putri raja sudah pulih, hubungannya dengan Yu Shin bakal berubah drastis. Berhasil menyusup masuk sebagai pelayan kuil untuk menemui Ratu Maya, langkah Deok Man berikutnya adalah mengkonfrontir Seo Ri. Saat ditodong pisau, mata Seo Ri terbelalak saat samar-samar melihat bayangan Deok Man sebagai seorang ratu. Belum selesai keterkejutannya, tiba-tiba Seo Ri dikagetkan oleh kedatangan seseorang. Meminta Deok Man untuk bersembunyi supaya nyawanya selamat, Seo Ri menyambut sang tamu yang tidak lain adalah Mi Shil. Setelah mengatakan bahwa Mi Shil tidak akan pernah menjadi seorang ratu, Seo Ri meminum racun sambil menyampaikan pesan terakhir : satu-satunya orang yang bisa menyelamatkan Mi Shil adalah Guru Wol Cheon dari kuil Hwa Deok. Rupanya sebelum meninggal, Seo Ri sengaja bicara keras supaya Deok Man yang tengah bersembunyi bisa mendengar semuanya. Setelah kembali ke persembunyiannya, Deok Man berniat untuk menemukan orang yang disebut Seo Ri. Tidak cuma itu, ia juga menyebut niat utamanya : menjadi penguasa Shilla.

Episode 26

Di kuil Hwa Deok, Wyol Ya dan anak buahnya bersiap menyerbu saat tandu Mi Shil tiba di kuil Hwa Deok. Seo Ji berkata tandu itu dari istana. Wyol Ya memutuskan untuk menunggu. Mi Shil dan Mi Saeng memberi salam pada pendeta Wyol Cheon. Mi Shil berterima kasih atas usaha pendeta yang sangat bagus. Pendeta berkata, So Hwa sangat sulit pulih. Mi Shil berkata ia tidak ingin membicarakan So Hwa. Mi Shil ingin tahu kapan gerhana matahari akan terjadi. Pendeta Wyol Cheon berkata permintaan Mi Shil tidak masuk akal. Mi Shil bertanya apa akan ada gerhana matahari dalam waktu dekat ini. Wyol Cheon berkata ia adalah ahli matematika dan sains yang percaya pada rumus dan teori matematik. Dia bukan orang yang bisa memprediksi apa akan segera ada gerhana. Mi Shil tahu itu, tapi jika mereka memperoleh salinan Cheong Gwang Ryeol, mungkin akan ada kesempatan untuk menghitung terjadinya gerhana. (Cheong Gwang Ryeol adalah sistem kalender dari dinasti Wei Utara periode 386-534M, berdasar pada perhitungan matahari bulan). Mi Saeng mengerti bahwa Cheong Gwang Ryeol kurang akurat dibanding Dae Myeong Ryeol. Pendeta setuju, tapi jika mengenai perputaran bumi mengelilingi matahari, Cheong Gwang Ryeol lebih akurat dibanding Dae Myeong Ryeol. Mi Shil mendengar pertama kali tentang Cheong Gwang Ryeol. Sementara di tempat lain, Deok Man menjelaskan bahwa rakyat negeri ini percaya pada mitos dan kekuatan supranatural. Mi Shil dapat melihatnya dengan baik dan mengambil kesempatan untuk menggunakannya mendapatkan kekuatan. Deok Man berkata jika itu tidak diambil dari Mi Shil, maka Mi Shil tidak akan kalah bahkan jika mereka memiliki kekuatan militer dan Dewan Bangsawan (Hwa Baek), situasinya tidak akan berubah. Ini karena kekuatan Mi Shil berasal dari kepercayaan rakyat padanya. Mereka harus menurunkan reputasi Mi Shil sebagai penjaga stempel kerajaan dan semua mitos mengenai dirinya, jadi pertama yang harus dilakukan adalah Mi Shil harus kehilangan Wyol Cheon. Deok Man meminta Kim Yu Shin untuk meninggalkannya dan melanjutkan hidupnya sendiri. Deok Man berkata ia tidak akan meminta Yu Shin bersamanya, meskipun ia berpikir Yu Shin seharusnya bersama dengannya. Kim Yu Shin menanyakan alasan Deok Man. Deok Man berkata ia akan memimpin revolusi melawan negara ini. Deok Man berkata bahwa kakaknya ingin agar dia hidup sebagai orang biasa tapi ia memutuskan untuk melakukan sebaliknya, Deok Man tidak ingin mengambil resiko dengan menyeret Yu Shin dalam jalannya. Yu Shin bertanya apa Deok Man akan selalu teringat dengan Cheon Myeong setiap kali mereka saling memandang satu sama lain sehingga ia selalu merasa menyesal dan bersalah. Lebih dari itu, kata Deok Man. Deok Man berkata setiap kali ia melihat Yu Shin, dia mungkin tidak akan tahan atau menahan emosinya dan hatinya akan selalu menginginkan untuk pergi dengan Yu Shin dan hidup bahagia. Setiap kali ia melihat Yu Shin, hatinya selalu tergoda untuk bergantung pada Yu Shin untuk dukungan dan moral, membuatnya berharap menjadi wanita biasa dan hidup bahagia. Ini karena Yu Shin selalu mengingatkannya menjadi orang biasa tapi keadaan tidak mengizinkannya. Sulit bagi seseorang dengan perasaan seperti itu untuk memulai revolusi melawan negaranya. Deok Man hanya ingin menyimpan perasaan itu dalam hatinya untuk mengingatkannya bahwa ia adalah manusia. Jika Kim Yu Shin tetap ingin bersamanya, ia hanya akan menjadi bidak dalam catur yang dimainkan Deok Man, hal ini sangat kejam untuk Yu Shin dan membuatnya bersedih. Deok Man memohon Kim Yu Shin untuk melepaskannya. Deok Man pergi dengan hati berat. Begitu Deokman mengatakan apa yang menjadi cita-citanya, Yushin, Al Cheon, dan Bi Dam terbelalak kaget. Rencana pertama adalah berusaha membujuk Guru Wol Cheon untuk bergabung. Sayangnya Deok Man bersama Al Cheon (Lee Seung-hyo) dan Bi Dam (Kim Nam-gil) datang terlambat. Sesampainya di kuil Hwa Deok, Guru Wol Cheon telah diculik organisasi misterius yang berniat memerdekakan bangsa Gaya yang dikenal dengan nama Bo Gya Hoe (Bokyahwei). Begitu melihat kesempatan, Joo Bang (Lee Moon-shik) dan Go Do (Ryu Dam) berhasil melarikan diri sambil membawa So Hwa (Seo Young-hee) yang seperti orang linglung. Namun saat pelarian, So Hwa ambruk terkena panah anak buah Mi Shil dan langsung dibawa pulang ke Seorabol. Berita soal organisasi rahasia Bo Gya Hoe tidak cuma membuat heboh kubu Mi Shil, yang langsung memerintahkan supaya Guru Wol Cheon bisa ditemukan, namun juga Raja Jinpyeong (Jo Min-ki). Bahkan, target berikutnya Bo Gya Hoe adalah keluarga Kim Seo Hyeon (Ju Sung-mo) yang dianggap bertanggung jawab membuat rakyat Shilla terusir dari Seorabol. Tidak mampu membujuk sang ayah membuat Yu Shin frustrasi, ia mengalihkan kekesalannya dengan menghantamkan pedang kayunya berulang-ulang ke karang tempatnya berlatih. Mulai frustrasi karena merasa nasib Deok Man sulit ditolong lagi, pikiran Yu Shin seolah terbuka setelah karang yang dihantamnya mendadak terbelah menjadi dua. Merasa telah mendapat jalan keluar, Yu Shin kembali ke rumah untuk memberitahu Kim Seo Hyeon supaya keluarga mereka berani mempertaruhkan segalanya. Mendadak sebuah panah melesat, pertanda bahwa anggota Bo Gya Hoe bersiap mengincar keluarga Kim Seo Hyeon. Yu Shin tidak tinggal diam, ia mengejar dan berhasil menundukkan beberapa anggota Bo Gya Hoe yang mengepungnya. Di luar dugaan, Yu Shin menyerahkan diri dan meminta salah seorang diantaranya mengikat dan membawanya ke markas besar Bo Gya Hoe. Saat melarikan diri, Joo Bang dan Go Do bertabrakan dengan seorang pria yang tengah menempelkan pengumuman di tengah kota. Keesokan harinya, pengumuman yang membeberkan tentang anak kembar Raja Jinpyeong, ramalan kuno bangsa Shilla, hingga keberadaan putri bungsu raja kontan membuat penduduk gempar. Desas-desus tersebut membuat Raja Jinpyeong murka, ia mengira pelakunya adalah Deok Man. Padahal, dalangnya adalah Se Jong (Dok Go-young) dan Ha Jong (Kim Jung-hyun), yang sudah tidak sabar mendongkel Raja Jinpyeong dari tahtanya. Meski tahu, Mi Shil hanya diam saja karena menganggap cara tersebut adalah cara pengecut. Satu-satunya yang bisa menebak jalan pikiran Mi Shil adalah Seol Won (Jun Noh-min). Kubu Bo Gya Hoe sangat terkejut saat tahu Yu Shin menyerahkan diri dengan suka rela, ia disambut oleh Seol Ji (Jung Ho-geun). Sempat adu mulut, Seo Ji nyaris saja menebas Yu Shin kalau saja tidak dihentikan oleh Wol Ya (Joo Sang-wook), yang langsung memperkenalkan diri sebagai pimpinan Bo Gya Hoe karena terkesan dengan kenekatan Yu Shin. Yu Shin ternyata datang dengan penuh perhitungan, ia membawa sertifikat tanah yang merupakan aset keluarganya untuk diberikan pada para pengungsi Gaya yang tengah menderita. Rupanya, Yu Shin berniat menukar semua miliknya dengan kesetiaan para personil Bo Gya Hoe. Di persembunyiannya, Deok Man dengan tepat mampu menebak langkah kubu Mi shil selanjutnya : membantai satu-persatu penduduk suku Gaya sampai ada yang mau buka mulut soal markas Bo Gya Hoe. Diam-diam, salah seorang penduduk berniat melaporkan apa yang terjadi. Apes baginya, ia dicegat oleh Bi Dam (Kim Nam-gil) dan Im Jong (Kang Ji-hoo). Mata penduduk itu langsung membelalak kaget saat tahu Bi Dam bisa membaca bahasa isyarat yang biasa digunakan suku Gaya. Cuma ditemani oleh Bi Dam dan Al Cheon (Lee Seung-hyo), Deok Man nekat mendatangi desa Nobang dimana kelompok Bo Gya Hoe bermarkas. Baru saja mengendap-ngendap masuk, mereka langsung dikepung. Pertempuran nyaris saja terjadi, namun tiba-tiba terdengar suara Yu Shin. Sudah tentu, kehadiran Yu Shin membuat Deok Man, Al Cheon, dan Bi Dam kaget. Melihat Yu Shin begitu mengenal rombongan penyusup yang datang, Wol Ya sempat keheranan. Dengan suara lantang, Yu Shin menyebut bahwa Deok Man-lah orang yang bakal memimpin persekutuan antara Bo Gya Hwei dengan dirinya. Tidak cuma itu, Yu Shin juga mengatakan kalau dirinya telah menobatkan Deok Man sebagai majikannya. Ucapan itu membuat Deok Man kaget, apalagi setelah Yu Shin dan disusul Wol Ya, Seol Ji, anggota Bo Gya Hoe, hingga Al Cheon dan Bi Dam berlutut dihadapannya sambil menyatakan kesetiaan mereka mengikuti sang putri hingga ajal.

Episode 27

Saat punya kesempatan bicara berdua dengan Deokman, Yushin menyebut bakal melupakan perasaannya yang mendalam dan siap melayani gadis itu. Yushin (Uhm Tae-woong) benar-benar serius, ia menyatakan siap mendampingi Deokman (Lee Yo-won) sebagai seorang bawahan dan tidak akan bersikap kurang ajar lagi atau memperlakukan Deokman bagai seorang pria memperlakukan wanita yang dicintainya. Ucapan Yushin membuat hati Deokman seperti ditusuk-tusuk, ia langsung membalikkan badan untuk meninggalkan tempat itu. Tiba-tiba Yushin menarik tangan Deokman, dan langsung memeluknya sambil mencucurkan air mata. Deokman sadar bahwa itulah saat terakhir dirinya bisa berdekatan dengan Yushin sebagai seorang pribadi. Mampu menduga kalau pasukan Mishil (Go Hyeon-jeong) bakal menekan rakyat Gaya setelah mereka kedapatan berbohong soal lokasi Bokyahwei, Deokman memerintahkan Yushin untuk mengorganisir pengungsian besar-besaran dari wilayah Samyang menuju Amyang, tanah yang telah diberikan Yushin sekaligus tempat tinggal rakyat Gaya yang baru. Langkah berikut Deokman adalah meyakinkan Guru Wolcheon untuk membantunya, tugas tersebut tidaklah mudah. Saat hendak mulai menginterogasi, Deokman mendadak teringat dengan sosok Seolji (Jung Ho-geun), yang pernah dikenalnya saat baru datang ke Seorabol. Seolji juga tidak kalah kaget, ia tidak menyangka gadis remaja yang pernah mendatangkan hujan kini ada dihadapannya. Meski menjadi tahanan, Guru Wolcheon bergeming dan malah membalikkan pertanyaan Deokman soal apa yang membedakan gadis itu dengan Mishil dan apa yang membuat pria tua itu tergerak hatinya. Sempat menuturkan apa yang menjadi idealismenya, Deokman menyodorkan buku almanak bangsa Wei dan meminta Guru Wolcheon menentukan sendiri apa yang harus dilakukan. Rupanya, Deokman bisa menebak bahwa sebagai seorang ilmuwan, satu-satunya kelemahan Guru Wolcheon adalah rasa ingin tahu. Begitu pria itu mulai membaca almanak, maka hal berikut yang bakal dilakukannya adalah memperhitungkan kapan terjadi gerhana matahari. Di kediamannya, Mishil marah besar saat diberitahu bangsa Gaya tidak ada di tempat pengasingan mereka. Yang membuatnya kaget, ternyata Deokman bisa tahu soal Guru Wolcheon yang ternyata berada tangan gadis itu. Rencana Deokman mulai mendapat hambatan ketika Guru Wolcheon menolak membantunya. Saat bincang-bincang, baru ketahuan kalau alasan pria itu kerap membantu Mishil adalah karena ia berhutang budi dengan mendiang Sadaham. Dipusingkan oleh penolakan Guru Wolcheon, Deokman dibuat gembira oleh kemunculan Jukbang (Lee Moon-shik), Godo (Ryu Dam), dan dua rekannya di klan Kembang Naga. Kejutan didapatkan oleh keempatnya ketika Yushin memberitahu kalau Deokman adalah seorang putri, sehingga otomatis mereka harus memberi hormat. Keesokan harinya di istana, Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) dihebohkan oleh banyaknya burung yang mati di halaman istana dan patahnya papan nama balai pertemuan. Rupanya, kehebohan tersebut adalah bagian dari rencana Deokman. Rencana berikutnya kembali melibatkan burung, dan kali ini yang banyak berperan adalah Bidam (Kim Nam-gil). Rencana Deokman tersusun rapi, ia telah berpikir beberapa langkah kedepan dengan mengutus Yushin ke istana demi meminta bantuan Ratu Maya (Yoon Yoo-sun) seputar masalah prasasti berisi ramalan tentang anak kembar yang bakal membawa bencana. Rakyat kembali dihebohkan ketika sumur Najung yang dianggap keramat memuntahkan darah, mereka meminta Mishil untuk melakukan upacara persembahan demi menghilangkan kemarahan dari langit. Waktu terus berjalan, Deokman masih terus berusaha meyakinkan Guru Wolcheon untuk membantunya. Dengan berat hati, Raja Jinpyeong memohon Mishil untuk menuruti kehendak rakyat. Di saat pemegang segel kerajaan itu menggelar upacara persembahan, Yushin berhasil mendapat salinan prasasti peninggalan leluhur Shilla (berisi tentang ramalan bayi kembar) yang hanya tinggal separuh bagian. Usaha Deokman menemui hasil, ia berhasil mendapatkan kepastian kapan gerhana matahari bakal terjadi. Namun ketika ditanya, ia mengaku hanya akan memberitahunya ke Bidam, yang tengah bersiap untuk menjalankan rencana terbaru sang putri. Setelah sempat dihebohkan oleh banyaknya burung yang beterbangan di atas istana mendiang Putri Cheonmyeong, paginya seorang pria bertopeng berada didepan sumur Najung. Dengan kemampuannya, ia berhasil memunculkan bagian terakhir dari prasasti leluhur Shilla. Kejadian tersebut sontak membuat rencana Mishil berantakan, para prajurit langsung diperintahkan untuk mengepung sumur Najung. Mata Mishil langsung membelalak kaget saat membaca apa isinya, yang meramalkan gerhana matahari bakal menandakan kemunculan putri kedua Raja Jinpyeong yang bakal membawa kemakmuran bagi Shilla. Hanya dengan sekali lihat, Mishil dapat menebak bahwa prasasti tersebut adalah palsu. Ia langsung memerintahkan Bojong (Baek Do-bin) untuk meringkus pria bertopeng yang tidak lain adalah Bidam yang menyamar. Di istana, raja Jinpyeong sangat kaget saat diberitahu bahwa bagian kedua dari prasasti peninggalan leluhur Shilla telah muncul. Sempat nyaris percaya, akhirnya Ratu Maya memberitahu bahwa kemungkinan besar prasasti tersebut adalah buatan Deokman. Rupanya Bidam mengemban misi khusus dari Deokman, ia harus menyakinkan Mishil kalau gerhana matahari bakal terjadi meski sesungguhnya hal itu tidak akan menjadi kenyataan. Misi tersebut tentunya tidak mudah, karena taruhannya adalah nyawa Bidam sendiri. Akhirnya, Bidam dan Mishil saling berhadapan.

Episode 28

Begitu melihat wajah Bidam yang penuh bekas luka, Mishil bergidik dan memintanya kembali memasang topeng. Saat diinterogasi, Mishil (Go Hyeon-jeong) terkejut mendengar Bidam (Kim Nam-gil) mengatakan kalimat yang pernah diucapkannya. Semakin yakin kalau semua adalah tipuan, Mishil mengajukan pertanyaan yang sempat membuat Bidam terdiam : kapan pria itu bakal mati. Langsung memutar otak, Bidam menjawab kalau waktu kematiannya akan diikuti oleh Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) tiga hari kemudian. Ucapan tersebut langsung membuat Mishil mengurungkan niatnya, ia tidak berani gegabah. Kejadian itu membuatnya sadar, pria yang dihadapinya sangat cerdas dan tidak bisa dianggap remeh. Di persembunyiannya, Deokman (Lee Yo-won) membuat Yushin (Uhm Tae-woong) dan Alcheon (Lee Seung-hyo) kaget saat mengatakan gerhana matahari tidak akan terjadi dan apa yang dilakukan Bidam adalah untuk membuat Mishil bingung. Adu strategi antara Bidam dan Mishil dimulai. Di hadapan wanita itu dan Misaeng (Jung Woong-in), dengan sengaja Bidam mengucapkan kalimat-kalimat yang pernah dikatakan Mishil pada Yushin dan Deokman. Dengan cepat, Mishil bisa menebak siapa dalang dibalik kemunculan Bidam. Tiba-tiba teringat dengan nasehat Deokman ketika merias wajahnya, Bidam dengan sengaja melepas bekas luka palsunya supaya Mishil bisa langsung melihat ekspresinya tanpa ditutup-tutupi. Sementara itu di daerah sumur Najung, Jukbang (Lee Moon-shik) dan Godo (Ryu Dam) sengaja membuat kehebohan di tengah rakyat supaya Mishil cepat mengambil keputusan soal ramalan gerhana matahari. Berada dalam tekanan, Mishil mendapatkan surat dari Deokman yang memberitahu kalau Guru Wolcheon telah meramalkan bakal terjadi gerhana matahari. Dugaan Deokman sangat tepat, Mishil mulai kebingungan untuk menebak apakah sang putri benar-benar berkata jujur atau bohong belaka. Tapi membohongi Mishil tidak semudah membalik telapak tangan, diam-diam wanita itu punya rencana sendiri untuk membongkar apa yang terjadi sebenarnya. Berdasarkan masukan dari Seolwon (Jun Noh-min), Mishil sengaja mengulur waktu, ia bahkan menolak kedatangan Yushin. Sebelum pergi, Yushin menitipkan sebuah surat. Mishil terpengaruh, ia sempat meminta surat tersebut dibakar sebelum kemudian dibatalkan. Matanya langsung terbelalak saat tahu surat tersebut tak lain adalah bagian dari buku almanak Wei yang bisa digunakan untuk meramal gerhana matahari, keraguannya kembali muncul. Lagi-lagi, masukan dari Seolwon mampu menguatkan Mishil. Saat tengah berjalan kembali ke kediamannya, Yushin dipanggil oleh Bojong (Baek Do-bin), yang mengajaknya menemui Mishil. Terus teringat akan nasehat Deokman untuk tidak mengalihkan tatapannya dari Mishil, Yushin berusaha sebisa mungkin untuk mengelabuhi wanita penuh akal itu namun gagal. Dengan tepat, Mishil bisa menebak kalau apa yang dilakukan Deokman adalah gertakan belaka. Keyakinan Mishil makin menebal lewat salah satu bagian dari surat Guru Wolcheon, ia ingat betul sang pendeta sempat mengatakan kalau margin kegagalan ramalannya mencapai sekitar 28 jam. Hal terakhir yang dilakukannya adalah dengan memancing reaksi Bidam, yang begitu mendengar kalau gerhana matahari tidak akan terjadi langsung berusaha melarikan diri. Sambil tersenyum penuh kemenangan, Mishil menemui Bidam yang telah diringkus sambil mengatakan kalau dirinya sudah bisa menebak semua strategi Deokman. Dengan percaya diri, Mishil menghadap Raja Jinpyeong dan Ratu Maya (Yoon Yoo-sun) dan mengatakan akan mengumumkan pada rakyat kalau gerhana matahari tidak bakal terjadi sambil menghukum mati Bidam yang telah menyebarkan berita palsu. Diikat dan bakal dibakar hidup-hidup, hal yang tidak disangka-sangka terjadi : gerhana matahari. Efeknya sangat dahsyat, rakyat langsung ketakutan sementara Bidam hanya bisa melongo karena sadar dirinya telah dibohongi mentah-mentah oleh Deokman. Meneruskan rencananya, Bidam berteriak dengan kencang tentang ramalan kedua dari prasasti yang muncul di sumur Najung. Begitu gerhana matahari mulai menghilang, dari sisi kanan tempat raja duduk, muncul satu sosok yang membuat semuanya terkejut.

Episode 29

Bertepatan dengan matahari yang kembali bersinar, Deokman muncul dari menara yang terletak tepat didepan singasana Raja Jinpyeong. Kemunculan Deokman (Lee Yo-won) yang disusul oleh Yushin (Uhm Tae-woong) dan Alcheon (Lee Seung-hyo) langsung membuat rakyat bersorak gembira, sementara wajah Mishil (Go Hyeon-jeong) berubah menjadi pucat-pasi. Bisa dibayangkan bagaimana geramnya Mishil saat sadar dirinya telah ditipu Deokman, ia benar-benar terpukul. Apalagi dari tengah rakyat yang hadir, terdengar suara-suara yang menanyakan benar-tidaknya Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) mempunyai anak kembar. Ucapan tersebut langsung disikapi Ratu Maya (Yoon Yoo-sun) dengan mendatangi Deokman di menara, kemudian menarik tangan sang putri untuk mengikutinya. Di hadapan semua orang, dengan bercucuran air mata Ratu Maya akhirnya mengaku telah melahirkan bayi kembar. Aksi tersebut sukses membuat rakyat bersimpati dengan penderitaan sang ratu, apalagi ditambah pengakuan Raja Jinpyeong yang mengaku telah bersalah membuang Deokman. Sambil mengangkat tangan sang putri, Raja Jinpyeong mengakui Deokman sebagai putri. Sorak-sorai langsung bergemuruh, termasuk Bidam (Kim Nam-gil) yang meski diikat tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya, namun mata Deokman hanya tertuju ke satu arah : Mishil, yang balik menatapnya dengan senyum sinis. Rasa haru dirasakan Ratu Maya saat tengah mendandani Deokman, namun ingatan gadis itu melayang ke saat terakhir dirinya berbincang-bincang dengan Putri Cheonmyeong dan tiba-tiba hatinya terasa hampa. Kepada sang ibu, Putri Deokman mengaku kalau dirinya kembali ke istana bukanlah untuk hidup bahagia atau hanya sekedar menjadi putri. Dipanggil menghadap Raja Jinpyeong, Deokman dengan getir mengatakan bisa mengerti sikap sang ayah yang rela membuang putrinya hanya untuk menjaga tahta. Hanya terdiam, Raja Jinpyeong terkejut saat tahu niat Putri Deokman adalah untuk berhadapan langsung dengan Mishil. Di kediaman Mishil, Sejong (Dok Go-young) dan putranya Hajong (Kim Jung-hyun) memaksa untuk menggerakkan pasukan demi mendongkel Deokman. Namun, langkah tersebut ditentang oleh Seolwon (Jun Noh-min). Dengan cermat, Mishil memerintahkan mereka untuk memastikan tidak ada satu pun bangsawan yang beralih ke kubu Putri Deokman. Saat tengah rapat bersama Kim Seohyeon (Jung Sung-mo) dan Kim Yongchun (Do Yi-sung), Raja Jinpyeong mengira kalau kubu Mishil bakal menentang pengangkatan Deokman sebagai putri. Dugaannya meleset. Sejong yang muncul bersama Misaeng (Jung Woong-in) dan Hajong belakangan menyebut bahwa meski para bangsawan kecewa) karena Raja dan Ratu menutupi soal bayi kembar, mereka tetap mendukung pengangkatan Deokman. Meskipun terlihat tenang, Mishil ternyata tetap seperti manusia biasa. Menjelang pelantikan Deokman sebagai putri, ia melampiaskan kekesalannya dengan memecahkan gelas-gelas yang biasa digunakan untuk bermain musik. Setelah itu, ia kembali merias diri untuk menyambut acara pelantikan. Saat berjalan menuju lokasi, Mishil berpapasan dengan Deokman. Setelah sama-sama saling memberi hormat, perang urat syarat mulai terjadi, namun Mishil melihat satu hal : bibir dan tangan Deokman bergetar hebat. Mengira dirinya diatas angin dan langsung meraih tangan Deokman, teguran kalau dirinya telah lancang membuat Mishil kaget. Di rapat pertama para hwarang yang dipimpinnya, Putri Deokman langsung membuat gebrakan : ia menunjuk Alcheon dan anak buahnya sebagai pengawal pribadi. Mishil tidak bisa menahan emosinya lagi, di kediamannya ia memerintahkan Seolwon untuk mengambil paksa Guru Wolcheon dengan segala cara. Bila gagal, Guru Wolcheon harus dibunuh. Namun Putri Deokman tidak kalah gesit. Kepada Raja Jinpyeong, ia menyampaikan rencananya untuk membuka hal yang selama ini hanya diketahui kalangan tertentu kepada rakyat banyak. Tujuannya cuma satu : Putri Deokman tidak ingin rakyat dikelabuhi oleh hal-hal berbau takhyul yang sebenarnya bisa dijelaskan secara ilmiah. Dengan cara licik, Bojong (Baek Do-bin) dan Seokpum (Hong Kyung-in) berhasil menculik Guru Wolcheon. Namun ditengah jalan keduanya bertemu Yushin dan pasukannya, sempat terjadi pertempuran seru dan Seokpum mengancam bakal membunuh Guru Wolcheon. Kemunculan Alcheon, yang mengaku diperintahkan Putri Deokman untuk membawa Guru Wolcheon, membuat Bojong dan Seokpum gigit jari. Saat rapat dengan para pejabat istana, Putri Deokman menyampaikan perintahnya untuk tidak lagi menggunakan jabatan pendeta agung melainkan bakal membuka semua hal berbau ramalan untuk bisa diketahui rakyat banyak. Mata Mishil kembali membelalak saat Guru Wolcheon muncul dan membeberkan rencananya membuat menara observasi yang dinamakan chumsongdae. Di ruang tertutup, Mishil bicara empat mata dengan Putri Deokman soal rencana sang putri. Dengan terperinci, Mishil menguraikan soal negara, tingkat jabatan, sampai kedudukan masing-masing kubu secara vertikal dan horisontal. Argumen yang disampaikan sangat masuk akal : Putri Deokman akan kehilangan kekuasaannya bila jabatan Gadis yang Dipilih oleh Langit dilepas begitu saja. Mendengar penuturan Mishil yang telah berpengalaman dalam pemerintahan, Putri Deokman mulai ragu-ragu. Debat diantara keduanya tidak bisa dihindari, Putri Deokman mewakili hal-hal ideal yang harus dilakukan sementara Mishil menyebut fakta yang terjadi dalam kehidupan nyata. Putri Deokman semakin percaya diri dengan apa yang ingin dilakukan, ia menyebut bakal menjadikan Shilla seperti harapannya. Ucapan sang putri sempat membuat Mishil sedikit tergetar, dan di saat yang sama Putri Deokman juga mulai ragu dengan kebenaran pendapatnya.

Episode 30

Membandingkan harapan dan kenyataan, Mishil menyebut kalau apa yang diimpikan Putri Deokman tidak akan pernah tercapai. Setelah menyampaikan isi pikiran masing-masing, Putri Deokman (Lee Yo-won) dan Mishil (Go Hyeon-jeong) berpisah dengan pikiran masing-masing. Diam-diam, Mishil merasa kalau kedewasaan Putri Deokman bertambah dengan cepat dalam waktu yang singkat. Niat Putri Deokman tidak hanya ditentang oleh kubu Mishil melainkan juga oleh orang-orang yang mendukungnya, Alcheon (Lee Seung-hyo) bahkan mendesaknya untuk mempertahankan status sebagai Gadis yang Dipilih Langit. Namun, Putri Deokman punya pikiran sendiri : ia menganggap status tersebut kelak hanya akan digunakan untuk kepentingan politik salah satu pihak. Saat bicara berdua dengan Yushin (Uhm Tae-woong), Putri Deokman menceritakan pertemuan dengan Mishil yang telah membuka wawasan baru bagi dirinya. Sementara itu di kediamannya, Mishil terus menyalahkan keputusan Deokman didepan Seolwon (Jun Noh-min). Namun, sang jendral bisa melihat ada hal lain yang membuat resah sang pemegang segel kerajaan. Rupanya meski bermusuhan, Mishil sangat iri dengan sejumlah kelebihan Deokman yang tidak dimilikinya mulai dari ideologi, usia yang masih muda, hingga darah songgeol (keturunan raja). Untuk hal terakhir, Mishil mengucapkannya sambil menahan air mata yang nyaris jatuh. Bahkan, Mishil mengakui bahwa ucapan Putri Deokman membuatnya sangat terharu dan seandainya sang putri bukan putri kembar raja, bukan tidak mungkin ia sendiri yang bakal membesarkan gadis itu. Di sejumlah penjuru kota, pengumuman soal pengangkatan Putri Deokman membuat rakyat bersuka cita dan secara tidak sengaja dilihat oleh Munno (Jung Ho-bin). Ingatannya langsung melayang ke 20 tahun silam, dan belakangan Munno sangat kaget saat Bidam (Kim Nam-gil) memberitahu kalau putri yang dimaksud adalah Deokman, nangdo yang pernah diselamatkan sang murid beberapa waktu sebelumnya. Tanpa banyak pertentangan, rapat menteri kabinet alias hwabaek memutuskan setuju untuk pembangunan menara observasi alias chomseongdae. Rupanya Mishil punya rencana sendiri, ia ingin Putri Deokman menghadapi konsekuensi dari tindakannya yang dianggap gegabah. Ketika malam tiba, Putri Deokman didatangi Bidam. Setelah berbincang-bincang soal perseteruan dengan Mishil, Bidam menyampaikan niatnya untuk bisa melayani sang putri. Sambil berlutut, Bidam menyatakan kesetiaannya. Gembira karena berhasil menjalankan niatnya, pemuda itu mendadak diserang oleh seseorang yang tidak dikenal. Rupanya orang tersebut adalah Chilseok (Ahn Kil-kang), yang mendapat tugas khusus dari Seolwon. Kecurigaan sang jendral terbukti : Bidam memiliki hubungan dengan Munno karena sejumlah jurus khas yang tidak bisa dipungkiri lagi kehebatannya. Putri Deokman benar-benar serius menjalankan tugasnya dan tak henti belajar, dengan cermat ia meminta Yushin untuk menempatkan Wolya (Joo Sang-wook) dan Seolji (Jung Ho-geun) di Seorabol sebagai bagian dari usaha pengintegrasian bangsa Gaya dengan kerajaan Shilla. Di kediamannya, Mishil memutuskan kalau dirinya tidak lagi membutuhkan sosok Sohwa (Seo Young-hee), yang tengah terbaring tidak sadarkan diri di sebuah tempat terpencil. Perintah tersebut, yang tengah dibicarakan oleh Bakui (Jang Hee-woong) dan Deokchung (Suh Dong-won), secara tidak sengaja terdengar oleh Sohwa yang ingatannya telah pulih. Berhasil melarikan diri, Sohwa melihat pengumuman tentang Putri Deokman yang bakal meresmikan pembangunan chomseongdae dan memutuskan untuk datang ke tempat itu. Di saat yang sama, para hwarang bawahan Mishil sudah mengetahui kalau mantan dayang istana tersebut sudah kabur, dan langsung melakukan pengejaran. Dengan suara keras, Sohwa memanggil-manggil nama Deokman. Namun sebelum sempat terlihat, ia langsung kabur begitu melihat kemunculan Chilseok. Di tengah hutan, Sohwa diciduk oleh Bakui dan Deokchung yang berniat membunuh sang dayang. Sebelum niat tersebut terjadi, seorang pria bertopi menghentikan aksi keduanya. Hanya dengan menggunakan ranting, pria tersebut mampu menaklukkan Bakui dan Deokchung. Sohwa sangat kaget saat tahu siapa yang menolongnya, namun belakangan terjadi pertempuran kedua antara pria tersebut dengan Chilseok, yang sangat kaget saat tahu pria tersebut adalah Munno. Kesempatan itu digunakan Sohwa untuk melarikan diri. Di saat yang sama, Putri Deokman menghentikan rombongan karena samar-samar mendengar suara yang sangat dikenalnya. Tak berapa lama, suara tersebut kembali terdengar dari arah belakang.

Tidak ada komentar: